Jumat, 13 Juli 2012

Batik Jepara

The art of batik in Jepara Kartini has been around since the era. There are already more than a century batik era Jepara abolished.

"Batik old is still done by women. Therefore can not be wrong if this batik art closer to the mother," he said.
New motif

Eyangnya batik heritage in the form of magnolia flower, a tree in the gazebo behind the district of Jepara. Another motive adalahParang Gondosuli, and SRIKATON motif.

This last motif Mataraman style, but unlike in Solo and Yogyakarta Srigunung better known by the term. SekarangSuyanti with paguyubannya already made ​​at least a new selusinmotif. "We want people with a history of batik Jeparamenghidupkan again lost," he said.

Larasati Suliantoro explained, the need for grounding permanenkeseriusan batik has become one of kekhasanIndonesia. Believed, batik still be accepted by society.

Today's note is to foster the next generation yangmemiliki attention to batik. "Need help from senior batik for the next generation," he said.

Jepara Regent Hendro Martojo revealed advokasidilakukan by the district sought copyright registration for a typical batik works of Jepara. It also memperluaspengenalan batik, especially among students in schools khususuntuk give attention to the art of batik.

He revealed, the book is out translated kerjaRouffoer, Art namely Batik and history in the Indies the Netherlands. In the book mentioned, RA Kartini had sent gifts to Belandadalam typical form of batik cloth Jepara.
 Seni batik di Jepara Kartini telah ada sejak zaman tersebut. Sudah ada lebih dari satu abad era batik Jepara dihapuskan.

"Batik lama sampai sekarang masih dilakukan oleh ibu. Oleh karena itu tidak bisa salah jika kesenian batik ini lebih dekat dengan ibu," katanya.
New motif

Eyangnya batik warisan ada dalam bentuk bunga magnolia, satu pohon di gazebo belakang Kabupaten Jepara. Motif lain adalahParang Gondosuli, dan motif SRIKATON.

Ini gaya Mataraman motif terakhir, tapi berbeda dengan di Solo dan Yogyakarta lebih terkenal dengan istilah Srigunung. SekarangSuyanti dengan paguyubannya sudah membuat setidaknya selusinmotif baru. "Kami ingin bersama masyarakat Jeparamenghidupkan kembali batik yang sejarahnya hilang," katanya.

Larasati Suliantoro menjelaskan, perlunya landasan permanenkeseriusan batik yang telah menjadi salah satu kekhasanIndonesia. Diyakini, batik masih akan diterima oleh masyarakat.

Hari ini perlu diperhatikan adalah membina generasi penerus yangmemiliki perhatian pada batik. "Butuh bantuan dari batik senior untuk generasi berikutnya," katanya.

Bupati Jepara Hendro Martojo mengungkapkan, advokasidilakukan oleh pemerintah kabupaten dicari pendaftaran hak cipta untuk karya-karya batik khas Jepara. Hal ini juga memperluaspengenalan batik, terutama di kalangan siswa di sekolah khususuntuk memberikan perhatian pada seni batik.

Ia mengungkapkan, buku tersebut sudah diterjemahkan kerjaRouffoer, Seni yaitu Batik dan sejarah di Hindia Belanda. Dalam buku disebutkan, RA Kartini telah mengirimkan hadiah ke Belandadalam bentuk kain batik khas Jepara. 






                                                                                                                                                                   
Marosa
pin bb 285f5383
ifanmarosa@gmail.com
marmaross@gmail.com
081808325115
ifanmarosa@gmail.com 
marmaross@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar