Jumat, 13 Juli 2012

Batik Tulung agung

When asked about batik, most people would answer batik solo, jogja and pekalongan. Indeed, not many people know about this tulungagung batik. Though this batik is one of the cultural heritage that comes from Tulungagung and its existence has its own characteristics and increase the treasures of batik in the ground water.

Starting from the history, formerly known as Bonoworo Tulungangung. But since the development of the Majapahit empire that expands the power. Duke necklace which was then a duke in the Bonorowo reluctant to submit to the Majapahit. Until finally conquered and the duke could Bonoworo belongs the kingdom of Majapahit. Until that time, many of the soldiers and their families living in Bonoworo and introduce batik as an art.

Since then, grew a batik art, which until now one Tulungagung industrial centers in the region. In fact, several villages in this region has become a tourist village batik, such as the Village and Village Sembung Majan. Here visitors will be treated by a variety of products unique batik Tulungagung. Ranging from apparel, the product of daily necessities, bed sheets etc..

In addition, batik Tulungaung until now has 86 motif that is characteristic for the craftsmen. And most notably the motif "ceprik gringsing bouquet", "bouquet ceprik pacit ungker", and "slope bouquet". There is another form of batik motif similar aquatic plants. This motif is owned by the region's oldest Tulungagung Mrowo. As for the region better known as Kalangbret kotongan motif form (blank forms that have no content on the carving and batik made ​​no belinjo flower motif). In addition, in the Majan, the craftsmen using motif patterns are generally noble and peacock blue sido kedah.

 Ketika ditanya tentang batik, umumnya orang akan menjawab batik solo, jogja dan pekalongan. Memang tak banyak orang yang tahu tentang batik tulungagung ini. Padahal batik ini merupakan salah satu warisan budaya yang berasal dari Tulungagung dan keberadaannya memiliki ciri khas dan menambah khazanah batik di tanah Air.

Berawal dari sejarah, dulunya Tulungangung dikenal dengan nama Bonoworo. Namun sejak berkembangnya kerajaan Majapahit yang memperluas wilayah kekuasannya. Adipati Kalung yang saat itu menjabat sebagai adipati di wilayah Bonorowo enggan untuk tunduk kepada Majapahit. Hingga akhirnya adipati mampu ditaklukan dan wilayah Bonoworo menjadi milik kerajaan Majapahit. Hingga saat itu, para prajurit dan keluarganya banyak yang tinggal di Bonoworo dan mengenalkan batik sebagai kesenian.

Sejak saat itulah, berkembang pula kesenian batik yang hingga kini menjadi salah satu sentra industri di wilayah Tulungagung. Bahkan, beberapa desa di wilayah ini telah menjadi desa wisata batik, seperti Desa Sembung dan Desa Majan. Disini pengunjung akan disuguhi oleh beragam produk batik khas Tulungagung. Mulai dari pakaian jadi, produk kebutuhan sehari-hari, seprei dll.

Disamping itu, batik Tulungaung hingga kini telah memiliki 86 motif yang menjadi ciri khas bagi para pengrajinnya. Dan yang paling terkenal adalah motif batik “buket ceprik gringsing”,”buket ceprik pacit ungker”, dan “lereng buket”. Ada lagi motif batik yang berupa binatang air serupa tanaman. Motif ini dimiliki oleh daerah tertua di Tulungagung yakni Mrowo. Sedangkan untuk wilayah seperti Kalangbret lebih dikenal dengan bentuk motif kotongan (bentuk kosong yang tidak memiliki isi pada ukiran batik yang dibuat serta ada motif kembang belinjo). Selain itu, di daerah Majan, para pengrajin umumnya menggunakan motif corak sido luhur dan merak biru kedah.


pengrajin batik tulungagung
     


Marosa
pin bb 285f5383
ifanmarosa@gmail.com
marmaross@gmail.com
081808325115
ifanmarosa@gmail.com 
marmaross@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar