Jumat, 13 Juli 2012

Batik Pekalongan

Pekalongan batik has been around since about 1800. However, significant new development occurred after the Java War, or also called the Java War (1825-1830) in the kingdom of Mataram. Pekalongan public encounter with the Chinese, Dutch, Arabic, Indian, Malay, and Japan in the past has colored batik in Pekalongan treasures, both tat motif or color.

Jlamprang batik inspired from India and Arabia. Batik and Klengenan influenced Encim of Peranakan Chinese. Morning Afternoon batik inspired from the Dutch and Japanese-inspired Batik Hokokai.

Cultural development of printing techniques using a dye motif caps the night (candles) on the fabric, is not free from the influence of these countries. Development of Pekalongan batik entrepreneurs are not fully controlled by big capital, but relies on hundreds of small businesses and almost all done in homes. Thus, Pekalongan Batik is closely integrated with community life.

Pekalongan is the most dynamic cities in developing batik, batik has become a breath because of daily living Pekalongan residents. Pekalongan is the biggest batik industry in Indonesia and it is proper that the city was dubbed as Batik.

 Batik Pekalongan sudah ada sejak sekitar tahun 1800. Namun, perkembangan secara signifikan baru terjadi setelah Perang Diponegoro atau juga disebut Perang Jawa (1825-1830) di kerajaan Mataram. Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan bangsa Cina, Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang pada masa lampau telah mewarnai kasanah perbatikan di Pekalongan, baik motif maupun tat warnanya.

Batik Jlamprang diilhami dari India dan Arab. Batik Encim dan Klengenan dipengaruhi dari peranakan Cina. Batik Pagi Sore diilhami dari Belanda dan Batik Hokokai diilhami dari Jepang.

Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain, memang tidak lepas dari pengaruh negara-negara tersebut. Perkembangan batik Pekalongan tidak sepenuhnya dikuasai pengusaha bermodal besar, akan tetapi bertopang pada ratusan pengusaha kecil dan hampir semua dikerjakan di rumah-rumah. Sehingga, Batik Pekalongan ini menyatu erat dengan kehidupan masyarakat.

Pekalongan merupakan kota yang paling dinamis dalam mengembangkan batik, karena batik sudah menjadi nafas hidup sehari-hari warga Pekalongan. Kota Pekalongan merupakan industri batik terbesar di Indonesia dan sudah selayaknya kalau dijuluki sebagai Kota Batik.
                                                                                                                                                                    marosa
pin bb :285f5383
081808325115
ifanmarosa@gmail.com 
marmaross@gmail.com
                                                                                                                                                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar